Senin, 15 November 2010

Identifikasi jenazah dengan sehelai rambut



Sering sekali terjadi kasus-kasus kematian manusia di dunia ini termasuk di Indonesia. Seperti yang terjadi sekarang ini yaitu kematian akibat letusan Merapi. Cukup banyak yang jadi korban. Bahkan sampai sekarang masih dicari jenazah ayng diperkirakan terjebak di lokasi kejadian. Saat jenazah ditemukan dalam keadaan utuh mungkin kita bisa langsung mengetahui identitas jenazah lewat foto atau informasi dari warga yang mengenal korban. Tetapi bagaimana kita bisa mengenali jika jenazah sudah hancur wajahnya atau bahkan sudah terpotong-potong anggota tubuhnya karena hantaman batu-batu atau benda besar dan keras akibat bencana?

Banyak metode yang dapat dilakukan kedokteran forensik untuk mengidentifikasi jenazah. Bisa dengan fotografi, sidik jari ataupun sehelai rambut. Jangan dikira sehelai rambut hanya bisa memberikan informasi jenis kelamin jenazah saja. Rambut bisa mengetahui dengan detail informasi jenazah sampai ke penyebab kematian si korban.

Mungkin Anda bercita-cita menjadi detektif atau dokter forensik? Mari kita identifikasi jenazah ini untuk mendapatkan informasi yang kita cari dari sehelai rambut di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Namun ada yang harus kita pastikan sebelum mengorek informasi dari rambut ini.
1. Struktur rambut. Kita lihat apakah ini benar-benar rambut atau hanya serat kain saja.
2. Jika benar rambut, cek rambut manusia atau binatang.
3. Jika benar rambut manusia, cek apakah ada hubungannya dengan kejadian. Kalau tidak ada hubungannya, buat apa kita periksa.

Ciri rambut manusia yang membedakan dari rambut binatang :
1. jika diraba halus dan tipis
2. kutila sisiknya kecil, rata serat dan sekitar batang rambut padat
3. medula sempit, kadang tidak ada, terputus-putus, atau kontinu
4. kortex tebal, 4-10 lebar medula
5. pigmen lebih banyak di pinggir kortex
6. tes perciptin khas manusia

Data-data penting yang bisa didapat dari sehelai rambut :
1. Suku bangsa. bisa kita lihat dari warna, panjang, bentuk dan susunan rambut
2. Umur. mulai dari rambut lanugo yang khas sampai rambut ketiak kita bisa memperkirakan usia jenazah
3. Jenis kelamin. bisa kita tentukan dengan mempelajari sel-sel kromatin rambut dan sel rambut kepala. Selain itu jambang dan kumis bisa memastikan bahwa jenazah berjenis kelamin pria.
4. Lokasi rambut. Berdasarkan ciri-ciri rambut bisa kita tentukan lokasi rambut di tubuh. Hal ini penting dalam mengarahkan penyebab terjadinya kasus.

Pada kasus kriminal, kita bisa melihat jika rambut yang ditemukan adalah rambut binatang, mungkin yang terjadi adalah serangan binatang atau jug kasus bestiality. Pada kasus pemerkosaan bisa kita temukan rambut pelaku ataupun rambut korban. Begitu juga dengan kasus pembunuhan. Luka pada kepala misalnya, dapat merusak struktur rambut yang ada. Pada kasus keracunan, dapat ditemukan zat kimia di rambut juga.

Rambut itu berhenti tumbuh sejak kematian. Angka pertumbuhannya saat masih hidup adalah 0,4 mm/hari. Dengan begitu dapat kita perkirakan waktu kejadian jika diketahui waktu cukur terakhir. Rambut lepas 48-72 jam setelah kematian. Perubahan warna rambut bisa terjadi 1-3 bulan setelah jenazah dikubur pada liang yang dangkal.

Dengan begini kita tidak bisa mengabaikan sehelai rambut saat kejadian perkara. Hanya dengan bukti yang hampir tak kasat mata ini sebenarnya kita bisa terbantu dengan informasi yang muncul jika kita mencermatinya. Apakah Anda ingin mencoba?

Sumber : http://repository.usu.ac.id

1 komentar: