Minggu, 24 Oktober 2010

Dokter Indonesia kalah dengan luar negeri?




Maraknya tenaga asing di Indonesia menjadi sorotan masyarakat saat ini. Globalisasi semakin mempertajan momok masa depan tenaga kesehatan di Indonesia. Lahan dokter Indonesia akan dirampas jika dokter dari luar berdatangan. Setiap daerah akan mendapat peluang sama untuk memperoleh bantuan dari tenaga kesehatan luar negeri. Hal ini baik atau malah sebenarnya buruk?

Sebenarnya masyarakat dan para dokter di Indonesia tidak perlu khawatir yang berlebihan karena dokter asing tidak semena-mena bisa terjun di Indonesia. Mereka memiliki syarat yang berat untuk bisa bekerja di Indonesia. Jadi jangan bayangkan di puskesmas Anda akan ada 10 dokter asing yang menggantikan tenaga kesehatan kita. Tidak akan seekstrim itu. Namun dokter asing memang akan menimbulkan efek buruk jika kita tidak memperhatikan hal ini dengan teliti mulai dari sekarang.

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi dokter asing yang akan berada di Indonesia. Syaratnya adalah mereka harus bisa berbahasa Indonesia, memiliki surat tanda registrasi (STR), dan hanya bisa praktik di institusi yang ditunjuk. Masa praktik mereka pun dibatasi hanya dua atau lima tahun. Jadi, tanpa ketiga syarat tersebut mereka tidak bisa berkeliaran di negara kita.

Berdasarkan UU No 29/2004 tentang Prakter Kedokteran, STR dokter asing juga masih dibagi dua, yaitu STR sementara dan STR bersyarat. STR sementara hanya untuk dokter asing yang berkegiatan seperti pendidikan, penelitian, dan pelayanan yang sifatnya sementara. Sedangkan STR bersyarat untuk dokter asing peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang mengikuti pelatihan dan pendidikan di Indonesia.

Di balik kesulitan dokter asing bekerja di Indonesia, namun dokter Indonesia harus mulai berbenah diri. Dokter Indonesia harus meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat, menambah pengetahuan, teknologi, dan hubungan personal antara dokter dan pasien, sehingga masyarakat kita tidak kehilangan kepercayaan dan memilih datang ke luar negeri.

Memang saat ini kita sering merasa kalah dengan negara asing apalagi negara tetangga seperti yang terjadi belakangan ini. Namun jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan kita untuk menghujat mereka sebagai perampok, pemeras, ataupun pencuri. Kita sebagai bangsa yang besar harusnya juga melihat kembali ke diri kita. Sudah siapkah kita bersaing dengan mereka? Apakah kita mau bersatu demi kemajuan bangsa kita? Apakah tenaga kesehatan kita mau berusaha lebih keras agar masyarakat percaya akan kemampuannya? Hanya kalian semua yang bisa menilai ;)

Sumber : Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia

1 komentar: